“Indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya.
Indonesia sejak dulu kala tetap di puja puja bangsa “
Malam ini aku menangis, airnya terasa lambat mengalir
membasahi tubuhku. Tanah air beta, begitulah seorang pahlawan dengan loyalitas
tinggi memperjuangkan negara ini. Setelah sebelumnya bangsa ini di adu dombakan
oleh rutinitas politik yang nampak tidak elok akhirnya mataku dibuka paksa
media untuk melihat pahlawan indonesia.
Timnas U-19, pembalap internasional, bulu tangkis,
olimpiade-olimpiade, budaya-budaya, semangat para murid dan guru, para dokter
yang juga menyumbangkan keringatnya, mereka semua jarang sekali ku tengok. Bersimbah
darah perjuangan, air mata mereka laksana ibu pertiwi yang selalu menerangi
bangsa ini.
Lama sekali aku berada di zona jahiliyahnya politik,
kekayaan dan keindahan indonesia tertutupi laksana ibu yang tidak dianggap
anaknya. Akhir-akhir ini media kerap memberi gambaran bahwa “kita harus
membenci indonesia” karena korupsi, nepotisme, konsfirasi, ketidakadilan,
kebobrokan moral, pepengan suku, bentrok masa, demo dan carut marut lainnya.
Tapi justru beberapa lagu mengingatkan kita “ayoo
berjuang, ayoooo lakukan dan buktikan tumpah darahmu untuk tanah air ini”, liriknya
seolah menarikku, mendekap dan menyelimuti setiap kebencianku dan berubah
menjadi cintaku pada tanah ini.
Aku terlalu gusar dengan perhelatan pejabat yang
brengsek, dan aku lupa behwa sisi lain dari mereka sedang berjuang mengatasi
permasalahn politik untuk mensejahterakan manusia, mereka mulia tapi kita tidak
melihatnya – aku juga terlalu bising mendengar jeritan kelaparan rakyat jelata
yang mengais-ngais makanan di lorong-lorong bekas pembuangan sampah restoran,
namun aku menghiraukan guru-guru yang mengajar dengan perjalanan berjam-jam dan
dengan bayaran seadanya namun dia tetap tersenyum – dan sialnya aku tidak malah
miris melihat peperangan, demo, bentrok sehingga aku lupa para tenaga kesehatan
yang selalu mengorbankan dirinya untuk menyembuhkan rakyat.
Barangkali semua orang pun hanya memperdulikan masalah,
dan tidak tersentuh untuk sama-sama berjuang demi tanah air. – kalau begitu aku harus memulainya sekarang,
perjuangan untuk negeri ini – sumpahku padamu wahai garuda J
0 komentar:
Posting Komentar
Please Comment!!