TEMPO Interaktif, Jakarta - Banyak kado untuk Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono di hari ulang-tahunnya yang ke-62 hari ini, Jumat 9
September 2011. Mulai dari ucapan selamat melalui pesan pendek dan telepon, karangan
bunga, parcel, dan lukisan dari masyarakat yang diterimanya langsung di Istana
Negara. Juga puisi, dari penyair Taufik Ismail.
Dalam konferensi pers yang digelar diruangan kerja pribadinya, SBY mengatakan menerima dua puisi dari dua sahabatnya yaitu Taufik Ismail dan Sys NS, salah satu pendiri Partai Demokrat. Meski keduanya merupakan tokoh-tokoh yang kritis, tapi mereka tetap merupakan sahabat yang baik.
"Kepada Saudaraku Presiden Republik Indonesia,
Selamat hari jadi hari ini,
Semoga dalam mengemban tugas yang sangat berat ini Anda dalam kesehatan dan dianugerahi kekuatan,
Karena sepanjang sejarah negara kita belum pernah ruwetnya masalah yang membelit bangsa seruwet sekarang ini
"Ini contoh lagi Saudaraku Presiden Republik Indonesia,
Kita hidup di jaman ketika perilaku bangsa mulai berubah,
Sedikit-sedikit tersinggung, acung kepalan dan marah-marah, lalu merusak, membakar dan menumpahkan darah, menggoyang-goyang pagar besi hingga rebah,
Berteriak dengan kata-kata sumpah serapah,
Sungguh sirna citra bangsa yang ramah tamah
Saudaraku Presiden Republik Indonesia,
Bukan kepalang beban tanggungjawab yang anda pikul lebih berat dari jaman-jaman sebelumnya, jauh-jauh lebih berat, Bersihkanlah yang kotor-kotor dari pemerintahan Anda
Dalam konferensi pers yang digelar diruangan kerja pribadinya, SBY mengatakan menerima dua puisi dari dua sahabatnya yaitu Taufik Ismail dan Sys NS, salah satu pendiri Partai Demokrat. Meski keduanya merupakan tokoh-tokoh yang kritis, tapi mereka tetap merupakan sahabat yang baik.
"Kepada Saudaraku Presiden Republik Indonesia,
Selamat hari jadi hari ini,
Semoga dalam mengemban tugas yang sangat berat ini Anda dalam kesehatan dan dianugerahi kekuatan,
Karena sepanjang sejarah negara kita belum pernah ruwetnya masalah yang membelit bangsa seruwet sekarang ini
"Ini contoh lagi Saudaraku Presiden Republik Indonesia,
Kita hidup di jaman ketika perilaku bangsa mulai berubah,
Sedikit-sedikit tersinggung, acung kepalan dan marah-marah, lalu merusak, membakar dan menumpahkan darah, menggoyang-goyang pagar besi hingga rebah,
Berteriak dengan kata-kata sumpah serapah,
Sungguh sirna citra bangsa yang ramah tamah
Saudaraku Presiden Republik Indonesia,
Bukan kepalang beban tanggungjawab yang anda pikul lebih berat dari jaman-jaman sebelumnya, jauh-jauh lebih berat, Bersihkanlah yang kotor-kotor dari pemerintahan Anda
0 komentar:
Posting Komentar
Please Comment!!