Ini bukan catatan emosi yang keluar tanpa dalil jelas, ini catatan
mahasiswa politik yang sedang berijtihad mencari yang benar. Kalaupun ada
kekurang silahkan direspon dan mari berdiskusi panjang. Penulis amat senang,
hehe adapun “ayah” dimaksudkan kepada pendiri bangsa.
Ayah aku tidak habis pikir bagaimana orang-orang meneriaki Prabowo
= Soeharto atau Prabowo Sentralistik gaya kepemimpinannya, kalau itu keluar
dari rakyat biasa mungkin masih wajar tapi kalau dari akademisi yang mengetahui
UUD dan tahu bahwa negara kita menganut Demokrasi Konstitusional, kiranya sudah
jelas bahwa Presiden memliki wewenang sendiri dalam eksekutor dan dia tidak
berhak dalam urusan legislasi dan yudikatif. Indonesia negara hukum yang mana
presiden memimpin atas dasar hukum, dengan demikian siapapun Presidennya tapi
hukum tetaplah sama dan harus ditaati.
Hasil dari beberapa kali debat orang mulai meneriaki Prabowo bodoh
karena SDM harus diutamakan dibanding SDA. Wah...wah..wahh aku pikir Ustadzku
di kampung pasti juga mikir sama, tapi apakah lantas Prabowo salah dan tidak
mikir panjang? Justru disini aku melihat bukti kecerdasan dia. SDM merupakan
fokus utama, Prabowo sadar betul makanya dalam visi misinya juga terdapat
pendidikan dan peningkatan kualitas guru baik di kota maupun didaerah
terpencil, Prabowo-hatta juga bicara bagaimana pelajar di luar Negeri harus
kembali ke Indonesia (dalam kesempatan berpidato di luar Negeri Hatta mengajak
pelajar negeri kembali dan membangun Indonesia), dan Prabowo menandatangai
perjanjian jika mendapat mandat Presiden maka pesawat buatan Indonesia akan
didukung penuh Prabowo. Apakah ini bukan meningkatkan SDM? Saya tidak habis
pikir bagaimana orang mengategorikan ini buka SDM, lalu permasalahannya kenapa
Prabowo selalu bilang “Bocor” atau yang terpenting adalah SDA dulu yang
dibenahi? Dalam jargonnya ekonomi kerakyatan?
Semua orang pasti bingung jika ditanya, warga negara yang ideal
seperti apa? SDM yang seharusnya kayak gimana? Manusia yang sempurna seperti
apa? Orang-orang bingung mendefinisikan akhlak dan moral, selalu bingung
apalagi harus menyelaraskannya. Kini Prabowo-hatta tahu kalau mental, moral dan
etika harus dibenahi lewat pendidikan, lalu pendidikan kalau kita analisis
bukan akar permasalahan karena di duania matrealis para guru butuh asupan untuk
membiayai keluarganya sebelum mengajari orang, kita tidak bisa mengajari mereka
untuk sok idealis tapi negara harus menjami gajih guru. Bagaimana kita mau
membuat pendidikan merata kalau gajih guru tidak merata, dan membuat banyak
guru bermimpi untuk mengajajar di kota karena mendapat banyak keuntungan. Lalu,
bagaimana caranya? Maka ekonomi harus dibenahi, systemnya ekonomi harus direka
ulang dan perekonomian harus meningkat dan dapat di rasakan oleh rakyat. Dan
hari ini kebocoran yang sangat besar adalah masalh utama yang jauh lebih nampak
dan bisa di ukur, karena akar masalah tidak boleh absurd (misalnya akar
masalahnya akhlak atau moral, waduh emangnya akhlak yang bener siape? Moral yang
bagus gimane? Kan gak jelas) makanya kebocoran ini harus ditutupi sehingga
keuangan Indonesia meningkat yang nanti dapat dialokasikan terhadap pendidikan
dan perkembangan kualitas rakyat. Cerdas bukan?ini cara berpikir maju dan
dalam, tidka hanya menyelesaikan masalah dan membuat masalah baru.
Oh yah ada yang bilang kalau kita fokus pertanian dan SDA itu
seperti penjajah, owlah analisis dan tuduhan miring macam apalagi ini. Darimana
bisa memanfaatkan SDA yang kemudian dialokasikan bagi kecerdasan dan
kesejahteraan sekaligus perkembangan teknologi dibilang ciri-ciri penjajah,
mungkin orang itu yang terlalu takut dirinya di jajah karena pemikirannya
pendek.
Kemudian kasus pelanggaran HAM atas penghilangan aktivis, ya ampun
masalah ini muncul terus, apa orang sudah bingung nyari cara jatuhin Prabowo
sehingga memungut kasus basi dari tong sampah? Ya Allah, sehina itukah
orang-orang untuk menjatuhkan Capres no 1? Baiklah sudah tanggung akan aku
bahas disini, kenapa ku bilang kasusu ini sudah selesai dan basi, :
Sudah mulai pegel nih hehe mungkin catatan kali ini aku sudahi saja sambil
menunggu respon orang-orang, debat-debat dah hehe makin seneng aku hihi. Sebenarnya
masih banyak yang ingin aku tulis tapi pegel juga hehe mungkin nextday, akan
aku bahas kenapa milih Prabowo dan kenapa tidak memilih Jokowi. Bahkan Hatta
dan Kalla mungkin nanti aku bahas sembari menunggu buka hehehe
- (1) Kepres 62/1998 sebagai tindak lanjut atas Surat Menhankam/Pangab No. R/811/P-03/15/38/Spers tanggal 18 Nopember 1998 tentang usul pemberhentian dengan hormat dari dinas Keprajuritan ABRI,
- (2) Laporan Komnas Ham tentang adanya 3 macam pelaku penculikan aktivis, senada dengan pendapat Teguh Santosa yang kemudian ditambahkan bahwa Prabowo Subianto hanya menculik 9 dan sudah dikembalikan,
- (3) Surat dari Sekertaris Negara yang menyatakan bahwa kekurangan bukti terhadap dugaan Prabowo melanggar HAM membuat Prabowo Subianto pada akhirnya tidak berselah,
- (4) ketiadaan pengadilan ed hoc, menurut Teguh Santosa dan pengamat politik membuat kasus Prabowo Subianto selesai,
- (5) dalam wawancara Munir di Youtube yang menyatakan Prabowo hanyalah saksi dalam kasus penculikan aktivis, karena tradisi orede baru memang sudah sering melakukan penculikan,
- (6) kemudian dikuatkan dengan adanya rivalitas Prabowo dan Wiranto yang mengindikasikan bahwa laporan terkait Penyidikan TGPF kurang relevan karena adanya unsur kepentingan salah satu pihak untuk menyudutkan pihak lain.
Ditambahkan juga apabila kita menyimak pendapat Suryo Prabowo bahwa
terdapat beberapa poin yang menurutnya kasus pelanggaran HAM sudah tidak
relevan untuk di bicarakan: (1) pada April 1999
pengadilan Mahmilti II Jakarta menjatuhkan vonis kepada 11 anggota Tim Mawar
atas tuduhan penangkapan dan penyelapan 9 aktivis, (2) Setelah bekerja selama hampir 1 tahun pemerintah
menerbitkan surat tercatat dalam lembaran negara (dto. Mensekneg Prof Dr
Muladi) yang menyatakan bahwa Prabowo tidak terkait sama sekali dalam kasus
penculikan, penembakan mahasiswa Trisakti, dan kerusuhan Mei 1998. (3) Karena
itu tidak bersalah Prabowo kembali ke Indonesia atas permintaan Presiden
Gus Dur. (4) Ketua TGPF Marzuki Darusman
SH, Wakil Ketua TGPF K.H. Dr Said Aqil Siroj dan Prof Dr Muladi SH (Mensesneg)
sampai sekarang tidak pernah menuduh Prabowo sebagai pelanggar HAM.
Oke, mari lanjut dengan isu Prabowo lainnya...
Visi misi Prabowo katanya tidak ada tentang
pelanggaran HAM? Waduh ini orang gak punya TV kali dirumahnya hehehe sudah
jelas dalam debat Capres-Cawapres berkenaan hukum. Yang didalamnya JK bertanya “sindiran”
yang dibalas “keren” dan “terhormat” oleh Prabowo Subianto, masak harus ketik
setiap kalimat yang dilontarkan Prabowo? Pegel tanganku, atau kalau mau liat
aja di Youtub, pahami sekali lagi karena banyak orang yang menelan isu
mentah-mentah dan lebih parahnya sombong setelah menganut argument orang lain
(sebenarnya).
Kemudian orang bilang retorika Prabowo adalah
retorika penjajah,lah piye? Orang oratornya semangat dianggap penjajah, tapi
Ketua Partai yang mainin Capres gak dianggap penjajah, emang orang kalau udah
kelabakan hampir kalah yang “kawas kitu” hahaha. Aku tidak mau terlalu dalam
bahas sang dewi karena takut dikatakan kampanye kotor atau kampanye hitam,
apalagi mengatakan “Retorikan contekan”.... upss lupa. Hehe lebiih baik aku
fokuskan pada Prabowo Subianto.
Ini lagi, orang bicara Prabowo dikaitkan
pembantaian 3 juta tahun 65, (Lah piye? Ngeritiknya aja udah salah, 3 juta wong
1 juta, kumaha euuy? Haha) buatku ini hanyalah alat menggulingkan Prabowo,
menggiring rakyat dan orang awam kepada opini yang tidak memiliki benang merah
sedikitpun. Kasus 1965, sejarah karangan siapa dulu yang kau pakai? Karena sebagai
akademisi kita tahu beragama corak sejarah menceritakan tragedi 65 dan 98, kita
tidak bisa sekonyong-konyong mengklaim karangan sejarah salah satu yang benar
tanpa secara komperehensif melakukan perbandingan dan penelitian lebih dalam. Sejauh
ini justru ini yang disebut “Black Campaign”. Kenapa ku bilang kampanye hitam? Karena
pendapat mereka keluar dalam rangka menggulingkan Prabowo bukan mengusut kasus
tersebut, bukankah SBY ikut terlibat dalam 27 Juli 1996? Dibawah Sutiyoso? Apakah
beliau memerintah dengan corak rezim dan kediktatoran? Picik sekali orang yang
menyambungkan kasus lama tanpa melihat banyak sisi.
Black Campaign lainnya dilakukan oleh tokoh yang
saya idolakan juga, tak ingin saya sebut namanya. Dia juga kini semakin ngawur
pandangannya, entah karena memiliki kepentingan pribadi atau apa, saya tidak
mau beranggapan lebih jauh karena itu bukan bagian pembahasan saya. Pengikut dia
menjadi sok tahu, dan terpengaruh dengan mengatakan “Prabowo hanya cari muka
dengan retorika seperti Bung Karno, karena ayahnya Sumitro sudah jelas lawannya
Sukarno.” Haha gua tertawa cikikikan denger mahasiswa politik dengan bangga
mengatakan demikian hihi. Bukankah jelas Prabowo lebih menyukai nama Sumitro dibanding
Djojohadikusumo? Dahulu kala Pamannya prabowo yaitu Subianto (yang kini nama
subianto itu diabadikan menjadi nama belakang Prabowo) pernah mengajak Prabowo ke
Istana yang saat itu dipimpin Soekarno, Prabowo kecil mulai mengikuti jejak
sukarno dengan berlagak seperti sukarno dalam pidatonya, Prabowo kecil melihat
pamannya berjuang untuk negara dan gugur di medan pertempuran, saat itu karena
kedekatannya dengan pamannya maka Prabowo memakai nama Subianto. Itu artinya
Prabowo bukan Sumitro, apakah Ibrahim = Aazar (pembuat berhala). Owalah...
Adalagi katanya penembakkan 2009 dan gagalnya
koalisi dengan PPP di 2009 yang kronologis aslinya sih sederhana tapi biasalah “bad
news is a good news” dan dilebih lebihkan, wong sekarang Gerindra sama PPP
nyatu, kalau mislakan berkilah karena Suryadharma Ali ngapain voting banyak
yang milih bergabung dengan Prabowo, Piye iki? haha Atau isu kudeta dahulu
kepada habibie tapi sekarang malah deket dan justru siu kudeta itu Prabowo
deket banget sama habibie dan bela habibie dari Adnan Buyung Nasution.
Ayah, ku pikir orang habis pikir untuk menjatuhkan
Prabowo...
Ayah, Prabowo memiliki hutang perusahan 14
Triliyun menurut Winson Direktur
Utama PT Kertas Nusantara (sebelumnya bernama PT Kiani) hutang tersebut sudah
lunas tahun 2013, adapun masalah karyawan yang tidak digajih, lah kumaha? Orang
Winson direktur dan Prabowo pemegang saham ko jadi nyalahin Prabowo? Aneh orang
makin sini di kampanye tuh, sudah makin minggir mungkin gak adalagi kasus yang
bisa dijadikan alat penghancur Prabowo.
0 komentar:
Posting Komentar
Please Comment!!