Ini cerita tentang gua, tentang bagaimana gua menutupi kekurangan diri gua, serta tentang keluarga gua yang luar biasa.
Semasa kehidupan gua dipesantren dan di dunia perkuliahan, banyak orang memuji kapasitas dan kemampuan gua, oh ya? Tentu saja ini fakta. Umumnya mereka mengatakan “Lo kok tau fi? Ko bisa sih?” atau kemudian mereka lanjutkan “Hebat lo fi, kereen” dan kosa kata lain yang mereka pilih.
Seperti pepatah yang selalu mengingatkan kita pada pentingnya proses, bukan hasil!! Sedari dulu sudah barang tentu gua adalah manusia dengan banyaknya kekurangan, dari mulai ingatan yang jelek tentang nama orang bahkan guru sendiri (biasanya kalau 1 tahun tidak ketemu, saya lupa),tanggal dan tahun sudah past!!i bahkan kenangan terindah dalam hidup gua sendiri sudah tidak lagi ingat kapan, IQ gua standar namun daya ingat gua jelek sekali apalgi bertemu dosen yang bikin tegang – pasti kalangkabut dah tuh sebelum jawab pertanyaan dia – soalnya lama banget kalau udah bicarain ingatan. hahaha
Dan satu lagi yang paling menonjol, apa itu? Kekurangan inilah yang selalu membuat gua ngiri, beberapa teman pergi keluar negeri dengan bangga, nah gua? Kemampuan bahasa asing yang sangat minim. Singkat cerita gua percaya ini adalah karma guru yang pernah gua kerjain dahulu.
Tapi ada satu hal yang selalu diajarkan kedua orang tua gua, satu kebiasaan yang kini kupaksakan agar hilang semua kekurangan gua. Pulang sekolah sore di saat orang lain berleha-leha maka gua baca beberapa tulisan yang satu hari itu gua buat, diingatnya pembahasan dosen dan gua buat pertanyaan kritis dalam buku catatan. Malam hari sebelum tidur gua sempatkan 3 -4 jam untuk membaca dan merangkum materi esok serta beberapa wawasan global yang akan menambah isi otak. Subuh atau dikala orang tidur dan nyenyak di alam mimpi, disinilah waktu belajar paling tepat.
“A, kalau kamu mau dapat pengetahuan baru dan merasakan sensasi belajar yang sebenarnya maka bangunlah pagi hari. Waktu dimana para professor memikirkan hal yang baru.” Atep Sujana,My Father.
Dari sejak di pesantren kebiasaan ini gua terapkan, karena jujur gua merasa bodoh dan merasa serba kekurangan sehingga yang gua bisa lakukan hanyalah mencuri start dan belajar lebih dulu daripada teman-teman gua yang lain, artinya gua harus rajin dan pandai mengatur waktuku.
Sebuah anugrah Tuhan, gua punya orang tua yang amat luar biasa. Mereka mendukung gua, lewat doa dan nasehat yang tidak pernah putus, tapi perihal materil juga mereka selalu memberikan yang terbaik untuk gua.
Liburan kemarin sekitar 2 bulan lebih, gua menghabiskan 800 – 1 juta untuk membeli buku, yah hanya membeli buku untuk kemudian gua rangkum, bisa beli berapa sushi atau ramen tuh??haha. Tp siapa sangka? Keluarg gua bukan tipe kelas atas, kami orang sederhana namun BEDAnya kami selalu menghormati usaha, kerja keras, keinginan, dan tentu mimpi.
Satu hal yang kupegang, proses mengenali diri adalah proses mengenali hidup, dan secara lumrah merupakan proses menghadapi kehidupan kita tidak butuh motivator atau orang bijak sekalipun, yang kita butuhkan adalah mengenali setiap sisi kehidupan kita, entah itu kekurangan atau kelebihan maka pergunakanlah sebagaimana engkau menghargai wanita yang kau cintai.
Ceritanya mungkin cukup untuk hari ini, terimakasih banyak sudah menyimak. Catatan ini tidak mempunyai tendensi apapun, hanya untuk berbagi kepada kalian yang mempunyai kekosongan waktu, dan kalau ada manfaat itu lebih baik. Wassalam.
pada 12 maret saya telah memposting ini di https://www.facebook.com/notes/luthfi-hasanal-bolqiah/dibalik-pujian-yang-mereka-lontarkan/10152019874274366
0 komentar:
Posting Komentar
Please Comment!!